Mengenai Saya

Foto saya
Seorang penggemar buku sejak remaja. Banyak baca. Sambil baca buku bahasa asing, menerjemahkan sekalian. Banyak ngobrol. Maka jadi guru, trainer dan konselor. Belajar terus supaya bisa memberi jawaban dalam banyak hal.

Minggu, 26 Mei 2013

QUADRAGESIMO ANNO (40 THN SESUDAHNYA)



Ikhtisar Dokumen Ajaran Sosial Gereja (2)
Ensiklik Paus Pius XI tahun 1931

Konteks Zaman: Masa kepausan Pius XI (1922-1939) sangat berbeda situasinya dari masa Paus Leo XIII. Perang Dunia I baru saja selesai. Terjadi krisis ekonomi berkepanjangan ditandai dengan wabah kelaparan di Rusia, kebangkrutan keuangan Jerman, jatuhnya bursa saham dunia dan terjadinya depresi ekonomi. Demokrasi parlementer nyaris tidak berdaya dengan munculnya gelombang gerakan besar fasisme dan komunisme.  

Dalam Ensiklik Quadragesimo Anno Paus Pius XI menawarkan jalan tengah yang “berjiwa kristiani”. Ensiklik yang bahan dasarnya disusun oleh pastor Yesuit Jerman Oswald von Nell-Breuning, sangat dipengaruhi oleh pikiran Heinrich Pesch, S.J. mengenai "masyarakat vertical” yang disebut jalan tengah itu. Suatu visi mengenai “tatanan sosial kristiani” berdasarkan hokum keadilan dan cita-cita Kristen mengenai kasih dan kesejahteraan umum. Inti visi sosial ini adalah prinsip subsidiaritas yang menopang jaringan koperasi yang vital di antara pelbagai organisasi dan lembaga-lembaga intermediasi, dan membatasi campurtangan Negara melulu pada bidang-bidang di mana kemampuan lokal sangat tidak memadai. Maka QA (Quadragesimo Anno) memiliki sub-judul “Rekonstruksi Tatanan Sosial.”

Sabtu, 25 Mei 2013

RERUM NOVARUM (HAL-HAL BARU)



Dokumen Ajaran Sosial Gereja 1
Ensiklik Paus Leo XIII  Tahun 1891


Konteks zaman: Revolusi industri; eksploitasi Liberalisme dan Kapitalisme; tentangan Sosialisme dan Komunisme; fakta kemiskinan kaum pekerja/buruh; tiadanya perlindungan pekerja oleh otoritas publik dan pemilik modal; jurang kaya miskin yang luar biasa; bahaya besar konflik sosial di mana-mana.

Ensiklik: RN (Rerum Novarum) merupakan Ensiklik pertama Ajaran Sosial Gereja (ASG). Yang menjadi fokus keprihatinan Ensiklik adalah kondisi kerja pada masa itu (sekitar 1891), terutama nasib buruh. Industrialisasi dan teknologi baru menimbulkan pelbagai perubahan sosial. Hubungan antara majikan dan buruh mengalami ketegangan. Ada kesenjangan besar antara sedikit orang yang kaya raya dan sebagian besar orang yang dililit kemiskinan. Buruh mengorganisasi diri dan menjadi gerakan besar dipengaruhi sosialisme dan komunisme. Dibayangkan akan terjadi pergolakan sosial yang besar jika situasi tidak diperbaiki berdasarkan keadilan, antara lain dengan campur tangan negara. Gereja mengecam prinsip-prinsip sosialisme dan komunisme yang melanggar hak asasi dan martabat manusia. Ensiklik RN merupakan ensiklik pertama yang menaruh perhatian pada masalah-masalah sosial secara sistematis, berangkat dari prinsip keadilan universal. Di dalam RN hak-hak buruh dibahas dan dibela. Pokok-pokok pemikiran RN menampilkan tanggapan Gereja atas isu-isu keadilan dan pembelaan atas martabat manusia (kaum buruh).

Sabtu, 04 Mei 2013

Reasons To Believe

( How to Understanding, Explain and Defend the Catholic Faith)
Buku apologetika ini saya terjemahkan dan diterbitkan oleh Dioma Media, Malang.
Mungkin berguna.

Sinopsis
Dalam Tahun Iman 2012-2013, kita diajak memerkaya pengertian akan iman Katolik kita. Memiliki pengetahuan yang rasional, mendalam dan menyeluruh sangat dibutuhkan baik untuk mempertahankan iman dan serangan orang lain maupun untuk menjawab pertanyaan yang muncul dari dalam diri sendiri. 
Scott Hahn, dengan bahasa yang sederhana membahas pertanyaan-pertanyaan seperti : 
~ Apakah Tuhan ada; sementara kejahatan juga ada;
~ Apakah dasar kita menilai tindakan seseorang itu benar atau salah jika Tuhan tidak ada;
~ Apakah babtisan bayi itu sesuai dengan kitab suci;
~ Dst...sampai: apakah Iman Katolik itu masih relevan untuk kita? 
Secara rasional, sistematis dan menyeluruh ia memberi modal kepada kita untuk hidup di jaman modern ini, dimana segala sesuatu dipertanyakan.

Reasons To Believe ( How to Understanding, Explain and Defend the Catholic Faith)

ISBN 979-26-0026-4

Scott Hahn(Pengarang)
Bisa didapatkan di Penerbit Dioma - Malang. Kunjungi : www.diomamedia.com

PESAN "URBI ET ORBI"

Bahasa Latin ini berarti "Untuk kota dan dunia". Biasanya diterapkan untuk amanat Uskup Roma (Paus) yang menyampaikan pesan bukan saja kepada umat katolik yang dipimpinnya (digambarkan sebagai "kota", urb), melainkan juga kepada seluruh dunia (orbis), juga terutama kepada "orbis rei publicae" (mereka yang memegang roda pemerintahan). Contohnya pada Paskah tahun 2010, Uskup Roma (Paus Benediktus XVI) menyampaikan amanat tentang pembebasan rohani baik secara manusiawi, pribadi maupun sosial; bebas dari perbudakan kuasa aneka dosa, supaya kita lebih maju dalam mewujudkan keadilan, kasih dan perdamaian, yang adalah sifat-sifat utama Kerajaan Allah : "The Gospel has revealed to us the fulfilment of the ancient figures: in his death and resurrection, Jesus Christ has freed us from the radical slavery of sin and opened for us the way towards the promised land, the Kingdom of God, the universal Kingdom of justice, love and peace. This “exodus” takes place first of all within man himself, and it consists in a new birth in the Holy Spirit, the effect of the baptism that Christ has given us in his Paschal Mystery. The old man yields his place to the new man; the old life is left behind, and a new life can begin (cf. Rom 6:4). But this spiritual “exodus” is the beginning of an integral liberation, capable of renewing us in every dimension – human, personal and social."

Pesan Urbi et Orbi dahulu juga berulang kali disampaikan oleh alm Uskup Leo Soekoto SJ dalam kedudukan beliau sebagai Uskup Agung Jakarta, metropolitan ibukota Indonesia, tempat pusat pemerintahan Republik Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika sekarang pun, dalam kedudukan yang strategis yang sama, Uskup Agung Jakarta Mgr Ign Suharyo, menyampaikan pesan Urbi et Orbi melalui Renungan Paskah: Amanat untuk Hidup Bermartabat tulisah Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta.. (Kompas 7/4/12, hal. 1 dan 15).

Mari kita simak. (Copas atas kebaikan mas Koekoeh Hadi Santosa)


"Rasanya sangat sedih ketika beberapa waktu lalu, dalam rangka refleksi hari lahir Pancasila, saya membaca rumusan Pancasila yang dipelesetkan. Bunyinya: (1) Keuangan yang mahakuasa; (2) Kemanusiaan yang jahil dan biadab; (3) Persatuan hedonesia; (4) Kekuasaan yang dipimpin oleh nafsu mencari jabatan demi kelompok dan kroni; dan (5) Keadilan bagi yang berkuasa dan membayar. Namun, akhirnya saya sampai kepada kesimpulan, yang menulis pastilah tidak bermaksud melecehkan Pancasila. Sebagai warga negara yang mencintai bangsanya, ia hanya ingin mengungkapkan kegundahan tentang keadaan bangsa yang, menurut penilaiannya, tata nilai dan kesadaran moralnya terjungkir balik. Kegundahan itu tidak tanpa alasan kalau kita baca judul-judul berita yang sehari-hari muncul di media massa, seperti ”Elite Politik Tunjukkan Kepalsuan” (Kompas, 2/4/2012, halaman 4). Penelitian pun sampai pada kesimpulan bahwa kebijakan publik dipertanyakan bahkan tidak dipercaya (idem, halaman 5). Dalam situasi seperti itulah umat Kristiani merayakan Paskah. Lilin Paskah yang dinyalakan dengan api baru selalu diberi tulisan tahun ketika Paskah itu dirayakan. Pesannya: perayaan Paskah mempunyai makna, khususnya pada tahun ketika Paskah itu dirayakan.

Kamis, 11 April 2013

Pembaruan Blog

Sudah lama saya menelantarkan blog catatan-catatan tentang "Ajaran Sosial Gereja" ini karena kesibukan. Ketika iseng-iseng menengok blog ini beberapa hari yang lalu saya kaget, sebab ternyata statistik blog menunjukkan banyaknya kunjungan pada blog yang saya telantarkan ini. Ada lebih dari 1800 tamu tanpa saya sadari. Wah, ternyata saya bukan tuan rumah yang baik karena kurang tangkas menyajikan suguhan secara teratur untuk para tamu saya. Jadi nyesel rasanya, karena begitu lama membiarkan blog ini terbengkelai. Saya lalu bertekad untuk menyisihkan waktu setidaknya satu jam sehari untuk memperbarui vitalitas blog ini. Mudah-mudahan dapat saya laksanakan.